Rabu, 04 Mei 2011

Tari modern Sumbawa



A. Dasar Pemikiran
Kebudayaan Nasional (Indonesia), melalui sub-kultur yang berkembang di berbagai pelosok Nusantara, semenjak dua dasa warsa belakangan ini, menjadi isu bilateral, yang kerap membuat ketegangan stakeholders dua negara yang bertetangga, Malaysia dan Indonesia misalnya dalam pencaplokan Reog Ponorogo, bahkan batik pun nyaris direnggut oleh negaral-ain.
Hal itu membuktikan, bahwa betapa startegisnya isu kebudayaan yang di dalamnya terdiri dari berbagai tradisi tabuh permainan hinga kesenian rakyat Indonesia, dengan nilai filosofi, artistic dan arkeis serta banale sebagai muatan dari kesenian daerah, selain dapat dijadikan sebagai alat komunikasi lintas kultur (alat diplomasi kebudayaan), juga dapat menjadi ransangan dalam peningkatan ekonomi global, mengingat tradisi yang berkembang di daerah merupakan asset yang sangat berharga bagi kepentingan Nasional untuk kesejahteraan Rakyat pemilik kebudayaan pada khususnya.
Sehingga, kebudayaan nasional tidak bisa berbicara banyak, tanpa melibatkan secara sekaligus pembicaraan tentang kebudayaan daerah, atau dengan kata lain, pemupukan budaya nasional Indonesia, tidak mungkin tanpa mengairahkan kembali kebudayaan-kebudayaan daerah, secara pasti dapat diamati, interaksi budaya nasional dengan budaya daerah selalu akan terjadi perubahan, selalu perlu di definisikan, istilah yang dikemukakan oleh Prof.  Sujadmiko menyebutkan, antara kebudayaan nasional dengan kebudayaan daerah harus dipertentangkan, karena tanpa ketegangan yang kreatif antara keduanya, dinamika dari perkembangan kebudayaan akan berkurang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...